Tradisi Adat Perkawinan Di Kabupaten Bungo Dalam Perspektif Hukum Islam
DOI:
https://doi.org/10.58824/mediasas.v7i2.194Keywords:
Tradisi, Perkawinan, Hukum Adat, Hukum IslamAbstract
Customary law In Bungo District, is based on Islamic sharia, as stated in the customary saying “adat besendi syara‘, syara’ bersendikan kitabullah”. This means that these customs are based on Islamic law and cannot be separated from the provisions of Islamic law. This research uses field research method. Primary, secondary data and data sources in this research are books and articles related to traditional marriage traditions and interviewing several traditional leaders. Data collection techniques in this research include observation, interviews, and field data collection. The results of this study indicate that the traditional marriage procedure in Bungo Regency goes through several stages, namely: batanang (introduction), sisik siang (pre-engagement), mengambang tando (engagement), mengantar serah (delivering marriage needs), nikah kawin (marriage contract), berelek berkenduri (marriage feast) mengumpul tua menutup lek (closing of the traditional marriage ceremony). All these stages of marriage customs contain values of kindness, mutual help, and the values of gotong royong, which are the implementation of the teachings of Islam. In this context, these customs are carried out by following the provisions of Islamic law and strengthening the values of religious teachings in community life.
[Hukum adat di Kabupaten Bungo didasarkan pada syariat Islam, sebagaimana yang dinyatakan dalam seloko adat yang berbunyi "adat besendi syara', syara' bersendikan kitabullah". Artinya, adat-adat tersebut didasarkan pada syariat Islam dan tidak dapat dipisahkan dari ketentuan hukum Islam. Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan (field research). Data primer, sekunder dan sumber data dalam penelitian ini ialah buku-buku dan artikel yang berkaitan dengan tradisi adat perkawinan serta mewawancarai beberapa tokoh adat. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi observasi, wawancara, dan pengumpulan data lapangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tata cara adat perkawinan di Kabupaten Bungo melalui beberapa tahapan, yaitu: batanang (perkenalan), sisik siang (pra peminangan), mengambang tando (peminangan), mengantar serah (mengantar kebutuhan perkawinan), nikah kawin (akad nikah), berelek berkenduri (pesta perkawinan) mengumpul tua menutup lek (penutup acara adat perkawinan). Semua tahapan adat perkawinan ini mengandung nilai-nilai kebaikan, saling tolong-menolong, dan nilai-nilai gotong royong, yang merupakan implementasi dari ajaran agama Islam. Dalam konteks ini, adat-adat tersebut dijalankan dengan mengikuti ketentuan hukum Islam dan memperkuat nilai-nilai ajaran agama dalam kehidupan masyarakat].
Downloads
References
Abdurrahman. (1930). Syarah as-Suyuthi li as-Sunnah an-Nasa’i, Jilid 4, Bairut: Dar el-fikr.
Aly, M. (2005). Naylu Al-Awthar Min Asrari Muntaqa Al Akhbar, Jilid 6, Riyad: Dar Ibnu Al Qayyim.
Arifandi, F. (2018). Serial Hadits Nikah 3: Melamar dan Melihat Calon Pasangan, Jakarta: Rumah Fiqih Publishing,.
Azni, dkk, (2022). “Tinjauan Kehujahan ‘Urf Terhadap Ijab Qabul dalam Perspektif Hukum Islam,” Al-Fikru: Jurnal Ilmiah 16, no. 1.
Bakhri, S. (2008). “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Beban Calon Suami Dalam Adat Seserahan Di Desa Malahayu, Kec. Banjarharjo, Kab. Brebes, Jawatengah” Skripsi, Yogyakarta, Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Duraiwsy, Y.A. (2010). Nikah Sirih Mut’ah dan Kontrak, Jakarta: Darul Haq.
Ernawati. (2017). “Hadits Tentang Peminangan (Kajian Penafsiran Tematik Hadits Nabi),” Forum Ilmiah, 14 No. 3.
Erlinda, E. (2024). Kepastian Hukum Terhadap Anak Yang Lahir dari Perkawinan Siri. Ahlika: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam, 1(1), 58-75.
Ghozali A.R. (2010). Fiqh Munakahat, Jakarta:Kencana.
Hamdani. (2002). Risalah an-Nikah, Jakarta: Pustaka Amani.
Hakim. R. (2000). Hukum Perkawinan Islam, Cet ke 1, Bandung: CV Pustaka Setia.
Haq, I. H. (2019). Nilai-Nilai Islam dalam Upacara Adat Pernikahan Sunda. Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam, 16(1), 29-43.
Idhamy, D. (2008). Azas-azas Fiqh Munakahat Hukum Keluarga Islam, Surabaya: Al Ikhlas.
Imron, A. (2013). “Perlindungan dan Kesejahteraan Anak dalam Perkawinan di Bawah Umur,” Al-Tahrir: Jurnal Pemikiran Islam 13, No. 2.
Jeni, R., & Khairuddin, K. (2024). Antara Adat dan Agama: Kajian Pantangan Menikah di Bulan Suro dalam Masyarakat Jawa di Gunung Meriah Aceh. Abdurrauf Social Science, 1(1), 1-8.
Lembaga Adat Kabupaten Bungo Tebo. (1999). Tata Cara Perkawinan Menurut Adat Bungo Tebo.
Mahfudin A & Muntaha M, Konsep Kafa’ah dalam Penentuan Calon Suami Istri Perspektif Ulama’ Jombang, Jurnal Hukum Keluarga Islam 1, no. 2 (Oktober 2016).
Mardani, 2011, Hukum Perkawinan Islam: Di Dunia Islam Modern, Yokyakarta: Graha Ilmu.
Muhammad, 2004, Tafsir Ibnu Katsir (4 ed.), Pustaka Imam Asy-Syafi’i.
Munawwir, A.W. (1997). Kamus al-Munawwir, Cet. Ke- 14, Surabaya: Pustaka Progresif.
Musfiroh, M.R. (2016). “Pernikahan Dini Dan Upaya Perlindungan Anak Di Indonesia,” De Jure: Jurnal Hukum dan Syari’ah 8, No. 2.
Nawawi. (1981). Sahih Muslim Bi Syarh An Nawawi, Jilid 9, Dar Fikr.
Noor, J. (2017). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, Jakarta: Prenadamedia Group.
Nurudin A, (2004), Hukum Perdata Islam di Indonesia cet 1, Jakarta: Prenada Media.
Nuruddin A & Tarigan A.A, 2006, Hukum Perdata Islam di Indonesia: Studi Kritis Perkembangan Hukum Islam dari Fikih, UU No. 1/1974 sampai KHI, cet 3, Jakarta: Kencana.
Rapitah, R. (2024). Ancaman Pidana Terhadap Pelaku Perkawinan Dengan Anak Di Bawah Umur Di Indonesia. Ahlika: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam, 1(1), 36-57
Riswanda, H. J., Rodafi, D., & Muslim, M. (2021). Pernikahan Adat Jawa Perspektif Hukum Islam. Jurnal Hikmatina, 3(2), 203-214.
Samad, S. A. A., & Munawwarah, M. (2020). Adat Pernikahan dan Nilai-Nilai Islami dalam Masyarakat Aceh Menurut Hukum Islam. El-USRAH: Jurnal Hukum Keluarga, 3(2), 289-302.
Sabiq, S. (1998). Fiqhus Sunnah jilid 2, Beirut: Darul Fikri.
Sahla A & Nazara N. (2011). Buku Pintar Pernikahan, Cet 1, Jakarta: Belanoor.
Setyawati, I., Utami, K., Ariendha, D. S. R., Hardaniyati, H., & Husniyati, S. (2022). Persepsi Mahasiswa tentang Kewajiban Suami dalam Rumah Tangga menurut Islam. Journal of Fundus, 3(1), 22-26.
Shihab M.Q, Tafsir Al Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al- Qur’an, Jilid 13, Jakarta: Syarifuddin A, 2007, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana Lentera Hati.
Soumena, M. Y. (2012). Pemberlakuan Aturan Perkawinan Adat Dalam Masyarakat Islam Leihetu-Ambon. DIKTUM: Jurnal Syariah dan Hukum, 10(1), 40-51.
Sudarsono, 2005, Hukum Perkawinan Nasional, Jakarta:Pt Rineka Cipta.
Suyuti & Sindi, 1999, Sunan Nasa’i, Qahirah: Darus salam.
Trianto & Tutik T.T, 2008, Perkawinan Adat Wologoro Suku Tengger, Jakarta: Prestasi Pustaka.
Yuliana, E., & Zafi, A. A. (2020). Pernikahan adat Jawa dalam perspektif hukum Islam. Al-Mashlahah Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial, 8(02), 315-326. Yunita M, Sahera I, “Wakalah Wali Nikah," (Studi Kantor Urusan Agama Ranah Pesisir),” Journal Al-Ahkam XXIII, no. 1 (Juni 2022).
Zuhaili, W. (1989). Fiqhul Islami wa Adillatuhu, Beirut: Dar al-Fikr.
______,(2013). Tafsir al-Wasith, Jilid 3, Terj. Muhtadi, dkk, Jakarta: Gema Insani Press.
Wawancara
Hambali (2024), Wawancara dengan Tokoh Adat di Bungo, 25 Juli
Nasri M (2024), Wawancara dengan Tokoh Adat di Bungo, 26 Juli
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Riko Pirman, Riski Hariyadi, Nazma Tsania Salsabila

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.