Dispensasi Nikah di Pengadilan Agama: Tinjauan Maqosid Syariah dan Pertimbangan Maslahah-Mafsadah
DOI:
https://doi.org/10.58824/mediasas.v7i2.184Keywords:
Dispensasi Nikah;, Maqoasid As-Syariah;, Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019;Abstract
Changes to the marriage law regarding the age of marriage no. 1 of 1974 that the minimum age for men and women is 19 years and women are 16 years, so that men and women have a minimum age of marriage of 19 years, in article 7 paragraph 1 number 16 of 2019. However, there is a gap for underage children to be able to carry out marriages at the Religious Affairs Office through permission from the Religious Court, this is called a marriage dispensation. This article examines the urgent reasons for obtaining permission from the Religious Court for marriage dispensations and how Maqosid As-Syariah analyzes marriage dispensations. This paper uses qualitative methods of document study and in-depth descriptive-normative analysis. The research results show that there are several urgent reasons to obtain permission from the Religious Court, such as intimate relations, pre-pregnancy, mutual love and arranged marriage. The judge considers underage marriages which are prohibited in accordance with the applicable regulations according to the circumstances of the case, through maslahah and mafsadat, considering which is less detrimental.
[Perubahan undang-undang perkawinan mengenai usia pernikahan no 1 tahun 1974 bahwa pria 19 tahun dan wanita 16 tahun minimal, menjadi pria dan wanita minimal usia perkawinannya menjadi 19 tahun, pada pasal 7 ayat 1 nomor 16 tahun 2019. Meski demikian adanya celah untuk anak yang dibawah umur dapat melaksanakan pernikahan di Kantor Urusan Agama melalui izin Pengadilan Agama, hal tersebut dinamakan dispensasi nikah. Tulisan ini mengkaji apa alasan mendesak untuk mendapatkan izin Pengadilan Agama terhadap dispensasi nikah dan bagaimana analisis Maqosid As-Syariah dalam mengkaji dispensasi nikah. Tulisan ini menggunakan metode kualitatif studi dokumen dan analisis deskriptif-normatif secara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan ada beberapa alasan mendesak untuk mendapatkan izin di Pengadilan Agama seperti hubungan intim, hamil duluan, saling mencintai dan perjodohan. Hakim mempertimbangkan pernikahan dibawah umur yang dilarang sesuai aturan yang berlaku dengan keadaan kasus yang terjadi, melalui maslahah dan mafsadatnya yang mepertimbangkan mana yang lebih sedikit mudhoratnya].
Downloads
References
Adlini, M. N., Dinda, A. H., Yulinda, S., Chotimah, O., & Merliyana, S. J. (2022). Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 6(1), 974–980. https://doi.org/10.33487/edumaspul.v6i1.3394
Ary Ardila. (2014). Penolakan Dispensasi Nikah Bagi Pasangan Nikah Sirri Di Bawah Umur. AL-HUKAMA: The Indonesian Journal of Islamic Family Law, 4(1), 325–353. https://doi.org/10.15642/al-hukama.2014.4.2.325-353
Aswari, Andi Tamaruddin, Ika Novitasari, & Andi Aprasing. (2024). Analisis Alasan-Alasan Permohonan Dispensasi Nikahdi Pengadilan Agama Kabupaten Majene (Studi Di Pengadilan Agama Majene). Jurnal Hukum Universitas Sulawesi Barat , 7(2017), 14–31. https://ojs.unsulbar.ac.id/index.php/j-law/article/download/3232/1575/
Aufa, N., & Irwan, I. (2024). Kontekstualisasi Hadis-Hadis Walimatul Urs: Studi Tentang Kewajiban Menghadiri Pesta Nikah di Malaysia. Jurnal Mediasas: Media Ilmu Syari’ah Dan Ahwal Al-Syakhsiyyah, 7(1), 229–247. https://doi.org/10.58824/mediasas.v7i1.167
Fauzan, M. (2022). Tafsir Kontekstual Tujuan Pernikahan Dalam Surat Ar-Rum:21. Jurnal Ni’ami, 9(1), 11–23. https://doi.org/10.32332/nizham.v10i1.4469
Ihsan, M. T., Alfian, M. Y., & Safira, M. E. (2024). Perkembangan Dispensasi NIkah dalam Perbandingan antara UU No. 01 Tahun 1974 dan UU No. 16 Tahun 2019 pada Konteks Perkawinan di Sidoarjo. Al Mashalih - Journal of Islamic Law, 5(01), 53–60. https://doi.org/10.59270/mashalih.v5i01.243
Kawin, D., Banding, T., Pertama, T., Beban, M., & Putus, C. (2022). Rekap Permohonan Dispensasi Kawin Periode Tahun 2022.
M.A, M. (2020). Problematika Anak Angkat Dalam Perspektif Hukum Islam. TAQNIN: Jurnal Syariah Dan Hukum, 2(02). https://doi.org/10.30821/taqnin.v2i02.8433
Makki, M., & Miftah, Z. (2024). Formulasi Zakatnomics Perspektif Maqasid Syariah. Jurnal Hukum Ekonomi Syariah, 4(2), 27–42.
Maloko, M. T. (2024). Madani?: Jurnal Ilmiah Multidisipline Analisis Maslahah Mursalah Terhadap Dispensasi Nikah Karena Kehamilan di Luar Nikah Madani?: Jurnal Ilmiah Multidisipline. 2(1), 127–130.
Muhammad Imron, & Tri Wahyu Hidayat. (2023). The Ijtihad Pada Era Kontemporer. El-Faqih?: Jurnal Pemikiran Dan Hukum Islam, 9(2), 153–176. https://doi.org/10.58401/faqih.v9i2.980
Musyafah, A. A. (2020). Perkawinan Dalam Perspektif Filosofis Hukum Islam. Crepido, 2(2), 111–122. https://doi.org/10.14710/crepido.2.2.111-122
Muzaiyanah, & Anies Shahita Aulia Arafah. (2021). Dispensasi Nikah Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Perspektif Maqashid Syariah. Kajian Keislaman Multi-Perspektif, 1(2), 159–192.
Rifqi, M. J. (2018). Analisis Utilitarianisme Terhadap Dispensasi Nikah Pada Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974. Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam, 10(2), 156. https://doi.org/10.14421/ahwal.2017.10204
Sainul, A. (2018). Konsep Perjanjian Perkawinan Di Indonesia. Jurnal El-Qanuniy: Jurnal Ilmu-Ilmu Kesyariahan Dan Pranata Sosial, 4(1), 61–73. https://doi.org/10.24952/el-qonuniy.v4i1.1827
Sainul, A. (2020). Maqashid Asy-Syariah Tinjauan Filsafat Hukum Islam: Jurnal Al-Maqasid. 58–70.
Saputri, L. I., Ansori, M., Islam, U., Ulama, N., Operasional, P. K., & Syariah, K. (2024). Implementasi Indeks Maqashid Syariah Di Bmt Alhikmah Semesta. 9(204), 2297–2316.
Solikhun, S. (2021). Relevansi Konsepsi Rahmatan Lil Alamin dengan Keragaman Umat Beragama. Hanifiya: Jurnal Studi Agama-Agama, 4(1), 42–67. https://doi.org/10.15575/hanifiya.v4i1.11487
Tahun, N. B., & Rianda, R. M. (2020). Ratio Decidendi Hakim Dalam Memberikan Putusan Dispensasi Nikah Dihubungkan Dengan Batas Usia Minimal Pernikahan. 19(16), 85–94.
Usman, R., & Brigjen Hassan Basry Banjarmasin, H. (2014). Prinsip Tanggung Jawab Orangtua Biologis terhadap Anak Di Luar Perkawinan. Jurnal Konstitusi, 11(1), 168–193.
Wahyu, W., Sya’bani, M. A., & Permana, S. P. (2024). Hak Waris dan Keadilan: Menggagas Reformasi Hukum Keluarga dengan Prinsip Maqasid Syariah. Jurnal Studi Inovasi, 4(2), 11–21. https://doi.org/10.52000/jsi.v4i2.156
Wahyuni, S., Asmuni, A., & Anggraini, T. (2023). Analisis maqashid dan maslahah transaksi e-commerce di Indonesia. Jurnal Riset Pendidikan Ekonomi, 8(2), 124–133. https://doi.org/10.21067/jrpe.v8i2.8703
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Ahmad Sainul

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.