Siri Marriage Due To Not Having A Divorce Certificate: Case Study In Negara Sakti Village, Pakuan Ratu Sub-District, Way Kanan District

Authors

  • Qori Annisa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.58824/mediasas.v7i2.165

Keywords:

Divorce;, Siri Marriage., Unregistered Divorce;

Abstract

The focus of this research is on unregistered divorce, which subsequently impacts the occurrence of a second unregistered marriage because one administrative requirement cannot be fulfilled, namely a divorce certificate. What is interesting about this second unregistered marriage is that it was carried out by the wife, who, according to positive law, has committed polyandry. This type of research is classified as empirical legal research with a socio-legal approach or static sociology of law. The data analysis technique used in empirical legal research involves taking a systematic and factual picture. The results showed that the practice of unregistered divorce in Negara Sakti Village, Pakuan Ratu Subdistrict, was caused by several factors such as the distance to the Religious Court, economic factors, lack of knowledge about the law, and hereditary habits. Meanwhile, the practice of unregistered divorce in Negara Sakti Village involves the couple who are divorcing signing a divorce statement witnessed by village officials, village elders, and the village mudin (not before the Court), which is not in accordance with state regulations. The phenomenon of unregistered divorce in Negara Sakti Village has led to the occurrence of second unregistered marriages, identity falsification, confusion of lineage, and polyandry for ex-wives who marry other men.

[Fokus penelitian ini adalah pada perceraian yang tidak terdaftar, yang berdampak pada terjadinya pernikahan kedua yang juga tidak terdaftar karena salah satu syarat administratif tidak dapat dipenuhi, yaitu sertifikat perceraian. Menariknya, pernikahan kedua yang tidak terdaftar ini dilakukan oleh istri, yang menurut hukum positif, telah melakukan poliandri. Jenis penelitian ini diklasifikasikan sebagai penelitian hukum empiris dengan pendekatan sosio-hukum atau sosiologi hukum statis. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian hukum empiris melibatkan pengambilan gambaran sistematis dan faktual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik perceraian yang tidak terdaftar di Desa Negara Sakti, Kecamatan Pakuan Ratu, disebabkan oleh beberapa faktor seperti jarak ke Pengadilan Agama, faktor ekonomi, kurangnya pengetahuan tentang hukum, dan kebiasaan turun-temurun. Sementara itu, praktik perceraian yang tidak terdaftar di Desa Negara Sakti melibatkan pasangan yang bercerai menandatangani pernyataan perceraian yang disaksikan oleh pejabat desa, tokoh masyarakat, dan mudin desa (bukan di hadapan Pengadilan), yang tidak sesuai dengan peraturan negara. Fenomena perceraian yang tidak terdaftar di Desa Negara Sakti telah menyebabkan terjadinya pernikahan kedua yang tidak terdaftar, pemalsuan identitas, kebingungan garis keturunan, dan poliandri bagi mantan istri yang menikah dengan pria lain].

Downloads

Download data is not yet available.

References

Al Hamdani. (2002). Risalah nikah: Hukum perkawinan Islam. Pustaka Amani.

Alifi, A., & Munir, M. (2021). Tinjauan Yuridis Dan Sosiologis Terhadap Fenomena Pernikahan Dan Perceraian Di Bawah Tangan Di Dusun Tanjung Limau Kecamatan Sapeken. Proceedings UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 1(14), 33–40.

Amalia, R. M., Akbar, M. Y. A., & Syariful, S. (2018). Ketahanan Keluarga dan Kontribusinya Bagi Penanggulangan Faktor Terjadinya Perceraian. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Humaniora, 4(2), Article 2. http://dx.doi.org/10.36722/sh.v4i2.268

Anshori, A. G. (2011). Hukum Perkawinan Islam Perspektif Fikih dan Hukum Positif. UII Press.

Ashofa, B. (2007). Metode Penelitian Hukum. Rineka Cipta.

Azharuddin, A. (2023). Criminal Sanctions Against Perpetrators of Underhand Polygamy. Jurnal Mediasas: Media Ilmu Syari’ah Dan Ahwal Al-Syakhsiyyah, 6(2), Article 2. https://doi.org/10.58824/mediasas.v6i2.88

Az-Zuhaili, W. (1406). Al-Fiqh Al-Islami Wa-Adillatu (Vol. 7). Dar Al-Fikr.

Chuldri, Y. (2009). Baiti Jannati: Membangun Keluarga Sakinah. Khalista.

Dahwadin, S., Somantri, M. D., Syaripudin, E. I., & Sunarsa, H. S. (2019). ?Perceraian dalam Sistem Hukum di Indonesia?. Penerbit Mangku Bumi.??

Falah, B., Lukita, J., Sibawaihi, M., Ikhwan, M., & Rohmatuszahroh, A. I. (2023). The Partiality of Family Law Reform towards Women: A Comparative Study of Women’s Material Rights after Divorce in Muslim Countries. Jurnal Mediasas: Media Ilmu Syari’ah Dan Ahwal Al-Syakhsiyyah, 6(2), Article 2. https://doi.org/10.58824/mediasas.v6i2.122

Ghazali, A. R. (2010). Fiqh Munakahat. Kencana Prenada Group.

Hammad, M. (2014). Hak-Hak Perempuan Pasca Perceraian: Nafkah Iddah Talak dalam Hukum Keluarga Muslim Indonesia, Malaysia, dan Yordania. Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam, 7(1), 17–28. https://ejournal.uin-suka.ac.id/syariah/Ahwal/issue/view/189

Ishaq. (2017). Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi, Tesis, Serta Disertasi. Penerbit Alfabeta.

Iskandar, & Mubarok, H. (2021). Hukum Perceraian Adat: Tinjauan Fiqh & Peraturan Perundangundangan Perkawinan di Indonesia. DOTPLUS Publisher.

Islam, A. F. (2021). Tinjauan sosiologi hukum terhadap penyelesaian talak di bawah tangan: Studi kasus desa Wakan kecamatan Jerowaru kabupaten Lombok Timur [PhD Thesis]. UIN Mataram.

Khoiriyah, N., Nafik, M., & Rizal, M. C. (2023). Perkawinan Siri Sebab Tidak Memiliki Akta Perceraian Dari Perkawinan Sebelumnya (Studi Kasus Di Desa Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan). Mahakim: Journal of Islamic Family Law, 7(2), 166–185. https://doi.org/10.30762/mahakim.v7i2.218

Kumaladewi, S. P. (2022). Nikah Siri bagi Pasangan Resmi yang Cerai Bawah Tangan di Desa Luwijawa, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal [PhD Thesis]. IAIN Pekalongan.

Latif, D. (1985). Aneka Hukum Perceraian. Ghalia Indonesia.

Lutfiah, L., & Samsudin, T. (2021). Lafadz Sharih dan Kinayah Dalam Talak dan Perceraian. As-Syams: Journal Hukum Islam, 2(2), 1–21. https://ejournal.iaingorontalo.ac.id/index.php/AS-SYAMS/article/view/292

Nuroniyah, W. (2020). Cerai Lebe sebagai Inisiatif Lokal dalam Upaya Meminimalisir Praktek Perceraian Liar (Studi Kasus di Desa Cangkring Kabupaten Indramayu). Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam, 14(1), 113–129. https://doi.org/10.24090/mnh.v14i1.3739

Patimah, D., Harun, H., & Putra, D. A. (2022). Praktik Perceraian di bawah Tangan Masyarakat Desa Palipan Kecamatan Sungai Manau Kabupaten Merangin Ditinjau dari Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974. NALAR FIQH: Jurnal Hukum Islam, 13(2), 89–105. https://doi.org/10.30631/nf.v13i2.1433

Saebani, B. A. (2008). Perkawinan dalam Hukum Islam dan Undang-Undang. Pustaka Setia.

Septiani, E. F. (2021). Budaya Hukum Cerai Talak di Bawah Tangan dan Akibat Hukumnya Terhadap Hak Isteri dan Anak (Studi di Kelurahan Pasirkrartonkramat, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan) [PhD Thesis]. Institut Agama Islam Negeri Pekalongan.

Sholeh, A., Gumelar, D. R., & Fuadah, A. T. (2019). Pendampingan Hak-Hak Perempuan Dan Anak Pasca Perceraian. JCIC: Jurnal CIC Lembaga Riset Dan Konsultan Sosial, 1(2), 80–99. https://doi.org/10.51486/jbo.v1i2.19

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Cetakan ke-19). ALFABETA.

Village Community. (2024, April 19). Unstructured Interview in Negara Sakti Village, Pakuan Ratu Sub-District, Way Kanan District [Personal communication].

Yuniarti, A., & Saifullah, S. (2023). Konsep Talak Perspektif Wahbah Az-Zuhaili, Muhammad Jawad Mughniyah, Dan Kompilasi Hukum Islam. Journal of Economics, Law, and Humanities, 2(1), 59–78. https://doi.org/10.21154/jelhum.v2i1.1516

Zainuddin, & Zainuddin, A. (2017). Kepastian Hukum Perkawinan Sirri dan Permasalahannya DItinjau dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974. Deepubliser.

Zym, A. (2020). Keabsahan Hukum Talak di Bawah Tangan (Analisis Perspektif Tengku Dayah di Kabupatan Aceh Besar, Aceh, Indonesia). Ar-Raniry: International Journal of Islamic Studies, 7(1), 8–23. http://dx.doi.org/10.22373/jar.v7i1.10950

Interviews

Ani (2024), Personal Interview in Negara Sakti Village, Pakuan Ratu Sub-District, Way Kanan District, April 17

Arni (2024), Personal Interview in Negara Sakti Village, Pakuan Ratu Sub-District, Way Kanan District, April 18

Eni (2024), Personal Interview in Negara Sakti Village, Pakuan Ratu Sub-District, Way Kanan District , April 18

Modin Mahmud (2024), Personal Interview in Negara Sakti Village, Pakuan Ratu Sub-District, Way Kanan District, April 20

Downloads

Published

2024-10-13

How to Cite

Annisa, Q. (2024). Siri Marriage Due To Not Having A Divorce Certificate: Case Study In Negara Sakti Village, Pakuan Ratu Sub-District, Way Kanan District . Jurnal Mediasas: Media Ilmu Syari’ah Dan Ahwal Al-Syakhsiyyah, 7(2), 271–291. https://doi.org/10.58824/mediasas.v7i2.165